Sobat Psiaga pasti nggak asing dengan self-diagnosis. Yap, self-diagnosis merupakan proses mengdiagnosis diri sendiri untuk mencari tahu tentang penyakit tanpa bantuan profesional medis. Sehingga diri sendiri mudah terbawa dengan informasi yang didapatkan secara mandiri melalui media internet, hal ini semakin populer di kalangan generasi muda.
Namun, fenomena ini memiliki dampak yang kompleks karena melakukan self-diagnosis memiliki bahaya tersendiri bagi kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk memahami apakah melakukan self-diagnosis merupakan sebuah solusi atau lebih baik dihindari. Berikut ada 3 risiko utama dari Self-diagnosis.
1. Misdiagnosis
Self-diagnosis dapat terjadi karena banyaknya informasi yang didapatkan tidak sesuai dengan bukti riset maupun fakta ilmiah. Oleh karena itu, melakukan diagnosis pada diri sendiri tanpa bantuan medis dapat menyebabkan misdiagnosis. Misdiagnosis sendiri dapat meningkatkan keparahan penyakit, atau timbulnya penyakit lain yang tidak dapat dihindari karena penanganan yang tidak tepat.
2. Kekhawatiran yang Tidak Perlu
Sobat Psiaga pernah nggak sih berpikir kalau self-diagnosis juga berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya bisa dilihat dari asumsi dari diri sendiri bahwa mengidap penyakit bipolar karena sering mengalami perubahan suasana hati. Padahal perubahan suasana hati bisa menjadi gejala dari banyak gangguan kesehatan mental yang berbeda.
3. Gangguan Kecemasan Umum
Tidak hanya itu, self-diagnosis juga dapat menyebabkan gangguan kecemasan umum yang ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.
Namun, meskipun self-diagnosis memiliki 3 risiko utama, tentu ada beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasinya. Penasaran? Berikut ada 3 solusi yang bisa membantu sobat Psiaga.
1. Pengenalan Diri Sendiri
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran diri tentang gejala yang sedang dialami sehingga dapat membantu mengenali kapan harus mencari bantuan medis. Sobat Psiaga bisa mulai dengan mencatat dan mengamati perubahan pada diri sendiri. Ini bisa bisa menjadi langkah awal yang penting untuk kesehatan yang lebih baik.
2. Konsultasi Profesional
Meskipun self-diagnosis ataupun mencari informasi sendiri bisa memberi gambaran awal. Namun, selalu penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis. Tim profesional medis tentu memiliki pengatahuan yang lebih akurat dan alat yang diberikan untuk memberikan perawatan yang tepat. Oleh karena itu, jangan ragu dan malu untuk mencari bantuan kepada para ahli.
3. Media Informasi yang Benar
Sobat Psiaga tentu ingin mencari informasi yang berkaitan dengan apa yang yang sedang di alami. Namun, hendaknya menggunakan sumber yang kredibel dan terpercaya. Seperti, situs web resmi kesehatan, jurnal medis, maupun aplikasi-aplikasi kesehatan yang diakui. Hindari informasi dari sumber yang tidak jelas untuk menghindari misdiagnosis dan kecemasan yang tidak perlu.
Dengan demikian, self-diganosis dapat menjadi solusi jika dilakukan dengan benar dan dengan bantuan profesional. Namun, jika dilakukan sendiri dengan berbekal informasi media self-diagnosis dapat berbahaya bagi kesehatan mental. Oleh karena itu, lebih baik menghindari self-diagnosis dan mencari bantuan profesional untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat.
Written by Nadia Nasir
thanks a lot of information amazing